Febiola Nanda
Jul 4, 2023

pembawa hujan mendung.

aku sering membayangkan dan mengharapkan bahwa kehadiranku merupakan sinar matahari yang menembus jendela dalam kamar, yang membawa hangat dan nyaman, memberi cerah dan damai, pembawa riang dan sukacita.

namun aku hanyalah pembawa awan mendung beserta gemuruh, yang membuat langit keruh dan murung. kesedihan adalah pakaian yang merengkuh tubuh. penggiring kata-kata sendu yang berasal dari luka-luka yang tidak pernah sembuh, yang diberi oleh burung-burung 'tak punya malu.

air hujan yang kubawa tidak mau reda, basah mengenai baju dan celana, guling dan bantal, kasur dan seprai, hati dan raga, membekas sejak aku masih belia hingga usia dua puluh tiga dan mungkin akan tetap ada hingga aku tiada.

lukaku adalah teman abadi, berwujud dalam ketakukan akan mereka yang berlalu lalang lalu pergi, dalam ekspektasi yang terlalu tinggi, dalam mimpi buruk akan ditinggalkan kembali, dalam bayang-bayang yang menghantui tentang aku yang membusuk sendiri.